Hi Kak,

Akhirnya ya garis finish yang dari kemarin kamu pikirkan sudah berhasil kamu lewati. Capek gak kak? Tapi kalo lihat berkilo-kilo ke belakang, bahagia kan kak? 

Makasih ya kak udah berlari bareng walau jalanannya gak sempurna, banyak beceknya, banyak rusaknya, tapi kamu berusaha terus untuk berlari. Aku cuma bagian kecil dari panjangnya cerita kamu, tapi kamu mengambil bagian besar di cerita aku selama aku bekerja di sini. Jadi maaf ya kak kalau aku sesedih itu kamu pergi. Aku terbiasanya sama kehadiran kamu kak. Tapi aku akan lebih sedih dan tersiksa lagi kalau aku harus lihat kamu berlari terus di jalanan rusak yang mulai kamu benci.

Aku menuliskan ini di bangku belakang ruang 205, memori kebersamaan kita kayak flash kamera, dateng dan pergi cepet banget daritadi. 

Daripada rasa sedih dan sayangnya hanya disimpan sendiri, aku persembahkan satu halaman untuk Nisa Nudiana yang paling aku sayangi.

Setelah pertemuan pertama kita dulu di Bogor, setelah kamu bikin aku suka kamu di Lido (WKWK), setelah kita akhirnya sedekat itu, setelah aku anggep kamu lebih dari sekedar senior di kantor, setelah aku selalu berharap punya kakak kayak kamu, setelah kamu sering mampir di mimpi aku, setelah nama kamu selalu muncul setiap sedih dan bahagia yang lagi aku alami, setelah itulah aku sadar betapa besar dan penting arti kamu di hidup aku kak. 

Aku bener-bener jujur saat aku bilang bahwa kamu itu alasan aku semangat ke kantor. 

"Ngapain ya gue ke kantor, gak ada Ica"

Terus kalo tiba-tiba tau kamu ke kantor, aku langsung buru-buru mandi siap-siap biar cepet-cepet bisa ketemu kamu.

Tapi ada masanya saat kita sama-sama lagi di kantor, kamu sesibuk itu, atau kamu memilih kerja sendirian. Ya gak apa-apa, karena satu atap sama kamu aja rasanya udah cukup. Bisa papasan sama kamu pas kamu lagi ambil kopi di kulkas aja udah happy banget. Gak perlu ada obrolan panjang, gak perlu selalu duduk bersebelahan.

Setelah ini kita udah gak di tempat yang sama lagi, dunia kamu berubah, tapi semoga aku masih terus bisa denger semua cerita kamu di dunia kamu yang baru. 

Kak.. sejauh apapun kamu pergi, di Jakarta ataupun mungkin suatu hari jadi ke Kanada, selama kita masih bisa tetap saling menyapa, rasanya semua akan baik-baik saja.

Kamu cuma pergi dari salah satu rutinitas kebersamaan kita, dari kantor. Tapi masih ada rumah kamu, kosan aku, Grand Indonesia, Umaku Sushi, Legend of Noodle, dan perjalanan-perjalanan kita lainnya kan?? (maksa) (nodong).

Kamu di hidup aku kayak sihir. Dekat ataupun jauh, ada ataupun gak ada orangnya, hanya dengan mengingat nama kamu, itu sudah mampu membuat aku bahagia (gak gombal, ngetiknya sambil senyum).

Aku sayangggg banget kak parah sama kamu. Makasih ya udah jadi semua peran di hidup aku; senior yang selalu membantu, temen berbagi buku yang seru, kakak yang mau mendengarkan aku, sampe rekan berpalung ria.

Sebagai penutup, kata orang kan people come and go, siapapun boleh go, tapi plis jangan kamu. 

Itu speech dari aku yang tadi gak mampu terucap secara langsung.

Love you Nisa.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡ garis finish Kakak Ica ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡