P1: 2024 tahun penuh pembelajaran
Rumit.
Rumit adalah kata paling tepat untuk menggambar betapa kompleksnya manusia. Hari ini A, besok B, tahun depan Z. Mungkin perubahan dalam diri manusia itu menandakan betapa jauhnya manusia berkembang ya.
Selama 6 tahun terakhir gw banyak menemukan diri gw, gw banyak salah menilai diri gw, gw banyak juga benar juga menilai tentang diri gw.
HHH mulai darimana ya!
Learning by Hurting
Sebagai manusia yang memandang bahwa perubahan itu diperlukan, perubahan itu PASTI terjadi, gw harus membeberkan kenyataan yang pahit ini.
Dari semua cara manusia (gw) belajar, ada satu cara ampuh yang paling menyebalkan, yaitu merasakan sendiri dampaknya dan bangkit sambil berdarah. Tahun 2024 ini gw meraskan dua tipe belajar ini:
1. Belajar dari luka yang memang sepantasnya didapatkan.
2. Belajar dari melukai orang lain. *tidak direkomendasikan
Belajar dari luka yang memang sepantasnya didapatkan.
Putus Cinta
Dua maret 2024 adalah berakhirnya hubungan gw sama pasangan yang 6 tahun terakhir gw cintai teramat dalam. Mencintai seseorang yang sejak dulu gw yakini akan menjadi pelabuhan terakhir. Semua harapan patah, hati hancur, nangis darah, merasa pincang, jatuh tersungkur, sulit bangkit, gak bisa berfungsi, segala jenis rasa sakit semua ada di sana.
Kita berpisah dengan tetap saling menyayangi.
Kita berpisah karena kita tahu hubungan kita memang sudah mulai pincang.
Kita berpisah untuk sesuatu yang lebih baik bagi satu sama lain.
Sakit? SAKIT LAH SIALAANNNN soalnya dua-duanya masih cinta. Tapi empat jempol buat kamu hey mantan yang berani memutuskan hubungan ini. Karena gw sadar seberapa besarpun cacat dalam hubungan ini, gw akan berlaga gila dan tetep jalan walau jalananya semakin berkerikil. Makasih ya udah ambil keputusan itu, bener-bener keputusan terbaik sepanjang sejarah hidupku. Sekarang memori indahnya akan selalu ada di hati dan kepala, akan selalu ada. Tetapi memorinya udah gak ada di kamar utama lagi, udah pindah dia ke gudang, box nya rapih dan bersih duduk di sana. Makasih untuk 6 tahun paling luar biasa dalam hidup. Gak akan pernah aku lupakan semua pembelajarannya. Gak akan pernah aku lupakan manis dan pahitnya.
Dari hubungan itu gw belajar apa? Yah ilah gak akan cukup waktu untuk menuliskan semuanya.
Pertama, jangan pernah menggantungkan diri sepenuhnya ke orang lain.
Untuk waktu yang sangat lama bahagia gw ada di dia. Masalah hidup gw dari aspek pribadi sampe aspek keluarga, dibantu sama dia. Ada hal yang gak nyaman terjadi di hidup, ada dia yang jadi pelipur lara. Menghadapi semua tantangan hidup jadi mudah karena dia. Semuaaaaaa sama dia. Pas putus? udah kayak manusia yang kehilangan semua panca indra. Masih bisa sih jalan tanpa ngeliat, makan tanpa membaui makanannya, tapi semua terasa hambar. Merasa kehilangan diri sendiri. Hancur cur cur.
Semua kegiatan berjalan sih, tapi air matanya juga jalan terus, gak tau gimana caranya berhenti.
Dari poin pertama ini gw sadar betapa gw melekatkan diri gw ke dia dan efeknya bener-bener gak baik untuk diri sendiri. Padahal gw tau gw lebih dari mampu untuk lakuin hal-hal yang selama ini gw andalkan ke dia. Sekarang setelah gak sama dia, gw bisa kok lakuin sendiri. Banyak hal yang baru pertama gw lakuin karena dulu biasanya gw hindari.
Dari hancurnya hubungan 6 tahun ini, gw akhirnya memulai sesuatu yang baru. Mencintai dengan cara dan porsi yang tepat. Kehilangan orang baru ini pasti juga menghancurkan hidup gw sesaat, tapi gw tau dengan pasti kalaupun (amit amit) sosoknya pergi lagi, gw lebih kuat berdiri. Sakit hatinya akan lebih bisa dihadapi dengan gagah berani.
Komunikasi.
Cliche, tapi penting.
Komunikasi tu selalu jadi kunci di semua hubungan. Gw adalah si paling komunikasi. Gw hampir gak pernah ragu mengkomunikasikan sesuatu. Gw juaranya deh kalo soal mengungkapkan pikiran dan perasaan. Karena gw gak suka membiarkan rasa indah dan buruk dalam hati. Dua-duanya harus diungkapkan. Tentu dengan cara yang bisa santun.
Walau gw si paling komunikasi, gw sadar ternyata dari hubungan 6 tahun itu tetap ada hal-hal yang takut gw komunikasikan secara terbuka ke dia. Efeknya jadi gak baik, sulit dikontrol.
Memang ketidakpuasan dalam hubungan itu harus bisa sih dikomunikasikan, apalagi dalam konteks percintaan, terlebih jika hubungannya dihadapkan mau bertahan selamanya. Bisa aja sih berjalan dengan banyak gondok di hati, tapi jangan heran kalau lama kelamaan menumpuk dan meledak, atau jadi bangke sekalian.
Dari sini gw belajar banget. Oh ternyata nih kalau ke pasangan gw tetep masih hobi gak komunikasiin sesuatu. Akhirnya di hubungan yang baru, dengan orang yang tepat dan punya visi misi sama, komunikasi jadi hal yang mudah untuk kita berdua.
Loh baru poin 1 udah capek.
Besok besok lagi deh ya.
Thx udah baca.