What do you do for a living?
Persepsi kita mengenai pekerjaan harus diubah.
Kenapa?
Karena sekarang sudah banyak sekali pekerjaan yang dulu tidak ada, dulu hanya dianggap hobi. Pekerjaan yang tidak memerlukan pekerjanya untuk berangkat jam 7 pagi, pulang jam 5 sore. Pekerjaan yang tidak memerlukan gedung untuk kantor. Pekerjaan yang tidak harus memakai kemeja dan celana bahan.
Kategori pekerjaan ini kadang terlupakan. Masih ingat gak kejadian ada orang yang melaporkan tetangganya yang dia lihat gak pernah kerja, tapi punya banyak uang? Terus dikira dapat uang dengan cara gak baik? Nah, itu dia tuh. Sekarang udah banyak banget pekerjaan yang hanya dilakukan dari rumah, pekerjaan yang hanya dilakukan di depan laptop, tapi uangnya bisa jadi lebih besar dari yang kerja di kantor.
Apa aja pekerjaan itu?
Banyak banget, gw pun pasti gak tau semua. Youtuber itu pekerjaan loh, mereka bisa dapetin banyak banget uang dari video yang mereka unggah. Influencer di Instagram juga pekerjaan. Mereka bisa dapet jutaan, bahkan sampai puluhan juta hanya untuk satu kali post endorse-an di Instagram story.
Mungkin di mata orang-orang yang terbiasa tau bekerja itu nine-to-five, ngeliat mereka-mereka ini hanya sekedar menjalankan hobi. Padahal... wah wah wah.
Sekarang bisnis pun bisa dijalankan secara online. Gw punya beberapa senior yang bikin usaha online, sukses besar.
Duh ada banyak lagi deh contohnya.
Waktu itu temen gw bilang ke gw:
"...because a job isn't always behind the desk (karena pekerjaan tidak selalu di belakang meja)"
Gw tau banget kalimat ini, tapi ketika diingatkan, rasanya kayak ditampar kenyataan. Ternyata gak mudah memahami konsep bahwa bekerja itu gak selalu harus di balik meja. Gw lahir dan besar di mana kesuksesan itu diukur dari "KERJA DI PERUSAHAAN APA?" padahal gak semua orang mau kerja di perusahaan, kan?
Saat masih kuliah, teman gw yang lain pernah bilang ke gw
"Iya De gw mau jadi freelancer, itu kayak senior kita A bertahun-tahun freelance bisa-bisa aja De idup"
Dari situ juga kita bisa lihat kalau buat sebagian orang bekerja bukan hanya sekedar dapat uang. Ada sebagian orang yang perlu menaruh hati di pekerjaannya.
Lagi-lagi cerita dari senior gw yang usianya jauh di atas gw. Dia bercerita, setelah dia lulus, dia ditawarkan untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama. Ditawarkan loh ini, kalo lo tau perusahaannya apa, lo pasti akan mikir "wah pinter sih pasti senior lo". Perusahaan sangat besar, diincar banyak orang, masuknya super susah, gaji gak usah ditanya lagi.
Akhirnya dia kerja di sana. Bekerja hanya satu tahunan, dia keluar. Keputusan itu udah pasti dipertanyakan banyak orang. Saat itu dia refleksi "apakah gw mau mengerjakan pekerjaan ini seumur hidup? Apakah gw bisa membayangkan bekerja di bidang ini sampai usia gw 50 tahun?" jawabannya tidak dan dia memutuskan untuk pergi. Mencari pekerjaan yang dia cintai.
Lagi-lagi, dari cerita ini kita bisa lihat kalau ada orang yang tidak hanya mementingkan faktor uang dalam bekerja. Ada sebagian orang yang perlu menaruh hati di pekerjaannya.
dan passion seseorang akan apa yang dikerjakan, tidak selalu ada di perusahaan, kan?
Saat ada orang yang kerjaannya freelancer/youtuber/influencer/whatever, ada aja tuh pihak-pihak yang bilang "ya gitu deh, kerjanya serabutan". Walau pekerjaannya bukan di balik meja, bukan di perkantoran, bukan pakai kemeja dan celana bahan, itu juga tetap pekerjaan.
- dari gw yang satu tahun ini bekerja sebagai training associate, bekerja sesuai dengan projek.
- dari gw yang juga suka lupa kalau apa yang gw kerjakan itu juga pekerjaan and I'm making money for what I do.
Good luck!
Whether it's in the company, thru your Instagram, or whatever you do. As long as you are happy, go for it.
I'm still looking for a new opportunity, btw
*tetep :p