#KamiLelah 2 (Rumor Semester 4)
Semester 4 sebagai semester ter angker abad ini di psikologi Atma Jaya memberikan banyak sekali kenangan dari yang berharap tak terlupakan hingga berharap tak pernah terjadi.
Sejak awal menjadi mahasiswa baru, senior kami selalu berkata "semester paling susah itu semester 4 dan 5, tapi paling parah semester 4 sih" informasi singkat tersebut selalu membuat stres kami yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa baru. Semester tersulit semester 4? Bahkan sejak semester 1 bagiku sudah terasa luar biasa.
Saat ini kami, mahasiswa psikologi 2015 sedang berhadapan langsung dengan si monster semester 4. Namun beruntung bagiku karena semester 4 sama sekali tidak terasa berat, malah menyenangkan dan berkesan. Tetapi bagi kebanyakan orang, semester 4 tetap bagaikan mimpi buruk di siang bolong. Aku hanya beruntung, selalu bersama dengan teman-teman luar biasa yang kini menjadi salah satu peer group di kampus, berkat mereka segala sesuatu menjadi menyenangkan. Pulang dari kampus jam 10 terasa menyenangkan, tidak pulang ketika UTS untuk belajar juga terasa menyenangkan, bahkan mencari data di Kota Tua dengan teriknya sinar matahari juga terasa menyenangkan. Kalau kata temanku yang lain, aku sangat beruntung. Benar-benar beruntung.
Selalu bersama dengan teman terdekat yang juga dapat diajak bekerjasama bukan berarti terhindar sepenuhnya dari konflik. Rumor semester 4 sering memakan korban putusnya tali pertemanan cukup menghantui. Mungkin sampai detik ini, kami, BOM (nama kelompok kami) belum melalui masa sesulit itu. Perbedaan pendapat ketika mengerjakan tugas, atau perubahan sikap ketika tidak mood cukup membuat kami semakin mengenal satu sama lain. Namun sejak awal kami sudah menciptakan peraturan "kalo gak suka, kalo ada yang salah ngomong ya jangan diem aja. Kita gak boleh pecah karena semester 4" ya gak selebay itu sih kata-katanya, tapi intinya kami ingin mengedepankan keterbukaan agar stress semester 4 tidak menghancurkan persahabatan kami.
Walau teman membuat keadaan membaik, sebetulnya tugas yang bertumpuk-tumpuk tetap tidak dapat di hindari. Tetep stress, tetapi stress dinikmati bersama-sama teman lainnya. Selalu berusaha mencari kebahagiaan ditengah cobaan menjadikan hari-hari di semester 4 menjadi ringan.
Walau teman membuat keadaan membaik, sebetulnya tugas yang bertumpuk-tumpuk tetap tidak dapat di hindari. Tetep stress, tetapi stress dinikmati bersama-sama teman lainnya. Selalu berusaha mencari kebahagiaan ditengah cobaan menjadikan hari-hari di semester 4 menjadi ringan.
Kehadiran mereka membuat segala kesulitan di semester 4 terlihat tidak ada artinya, karena aku mengerjakan tugas tersebut dengan suka cita.
Pesan dari tulisan ini yang tidak bisa anda simpulkan sendiri adalah NIKMATI SAJA, JALANI SAJA. Mau tidak mau, apa yang orang lain katakan sulit untuk dilalui, harus kita jalani. Pilihanya adalah berjalan dengan kaki telanjang dan batu kerikil yang menyakitkan dan diiringi dengan keluhan, atau diperindah dengan nyanyian.
Saya Dea, inilah #KamiLelah 2.
http://www.ctvnews.ca/health/study-shows-how-stress-may-harm-your-heart-1.3237879 |