Senin, 10 April 2017

Saya yang dulu kurang suka menonton acara berbau horror di TV ini tidak tahu sosok Risa Saraswati yang dulu sangat sering muncul di TV sebagai pendamping pembawa acara untuk jalan-jalan ke tempat mistis. Saya mengetahui Risa ketika sedang rajin menonton channel youtube salah seorang anak indigo yang  mengantarkan saya pada vidio Sara Wijayanto bersama Risa yang melakukan perjalanan mistis. Sejak saat itulah saya menyukai Risa Saraswati dan keunikanya.

Ketika itu berita mengenai film Danur sedang hangat dibicarakan. Jadilah saya sangat penasaran dengan Risa Saraswati dan menemukan dirinya menulis beberapa buku mengenai kehidupanya sebagai anak indigo. Saya dengan segala keinginan yang kuat langsung memesan empat buku ciptaan Risa yaitu Gerbang Dialog Danur, Peter, Hendrick dan Hans. Sial ternyata buku Hendrick belum lagi di cetak dan akhirnya saya menggantikan pesanan dengan buku Risa berjudul Maddah yang merupakan lanjutan dari buku Danur. Dari semua buku yang sudah tiba, baru buku Peter yang akhirnya bisa saya jamah hari ini juga. Karena kedua buku lainnya sedang bermasalah. 

Saya menyelesaikan buku Peter kurang dari 4 jam karena rasa penasaran yang sangat besar mengenai cerita dari Peter, salah satu dari lima teman Risa Saraswati. Saya juga sangat tertarik membaca mengenai zaman penjajahan, membuat khayalan terbang jauh seolah ikut kembali ke masa itu. 

Buku Peter yang kini memiliki sampul baru ini memiliki 174 halaman saja. Dulu buku Peter memiliki sampul berwarna orange senja dan dengan gambar anak yang terlihat bersedih. Namun saat ini buku Peter di cetak dengan cover berwarna coklat dan wajah Peter yang seolah berada di dalam cermin. 

Buku ini jelas seperti judulnya, menceritakan Peter semasa dulu ia hidup. Pembaca dipaparkan mengenai sifat Peter ketika hadir di kehidupan Risa. Lalu kita seolah diajak mencari tahu alasan dari perilaku Peter saat ini. Kembali pada masa lalu ketika Peter dan keluarganya tinggal di Jawa Barat. Bagaimana Ayah dan Ibunya memperlakukan Peter, bagaimana hubungan Peter dengan pembantunya di rumah, bagaimana hubungan Peter dengan anak-anak dari teman Ayahnya dan bagaimana Peter yang digambarkan cengeng itu menghadapi masa-masa sulitnya semasa hidup. 

Ketika membaca buku ini. Pembaca akan merasa dekat dengan Peter karena mengetahui banyak hal mengenai diri Peter. Pembaca bisa jadi tertawa dan tersenyum membayangkan sikap Peter yang manis, dan ikut bersedih ketika Risa berhasil menceritakan beberapa bagian dari kisah hidup Peter yang menyedihkan hingga ikut kesal membayangkan bagaimana sikap buruk Peter terhadap beberapa tokoh di dalam buku tersebut. 

Buku ini sangat baik untuk dibaca siapapun yang mungkin sudah mengikuti cerita hidup Risa dan ingin lebih mengetahui satu persatu dari sahabat perempuan kelahiran Bandung, 1985 itu. Alih-alih memberikan kesan menakutkan, buku ini memberikan banyak sekali makna yang bisa di interpretasikan secara bebas oleh pembaca. 

Buku ini bagi saya 9.5/100. 
Mungkin akan sempurna apabila buku Peter disajikan lebih tebal.


"Jika dipikir-pikir, kami berdua ini gila, ya? Yang satu manusia pengkhayal, yang satunya hantu tak tahu diri. Kami berdua memang sinting"

Peter - Risa Saraswati



Dea Astari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates