Tujuan, khayalan dan cita-cita, mulai sirna semenjak apa yang diinginkan sepertinya tidak ku dapatkan. Rasanya masih sedikit indah, namun lebih banyak susah. Yang kupikir akan berjalan dengan mulus, sepertinya mulai ada batu kerikil yang membuat langkah ini sedikit melambat. Aku tidak ingin menyerah, tetapi kakiku semakin berat untuk melangkah. Aku mencintai apa yang sedang ku jalani, tetapi rintangan ini membuat cintaku tak berarti. Psikologi membuatku mengerti mengenai banyak hal, tetapi Psikologi juga membuatku semakin tidak mengerti diriku sendiri. Apakah benar aku menginginkan ini?

     Mempelajari manusia awalnya ku anggap sebagai suatu hal yang sangat menyenangkan dan tidak berat, namun kenyataanya Psikologi tidak sebatas menghafal materi dan menuliskanya dalam kertas. Dapat di ibaratkan, untuk bernafas saja kami tidak memiliki waktu. Selamat tinggal tidur. Waktu istirahatku habis untuk memperhatikan kertas-kertas yang merengek minta di jamah. Tidak hanya satu ataupun dua, bukan sekedar pertanyaan yang dapat dicari jawabannya. Tidak semudah itu, tidak semenyenangkan itu. 

    Waktu santai, waktu bermain, waktu berpergian, habis untuk mengerjakan tugas dan belajar. Dihari minggu, tidur terlihat lebih menyenangkan dibandingkan harus ikut keluarga keluar bersama. 

     Aku masih bertanya apakah aku yakin dan apakah aku mampu? Namun, aku berusaha memberikan seluruh hatiku untuk apa yang aku kerjakan. Setiap kata yang ku pikirkan, setiap ilmu yang diberikan, setiap tugas yang harus diselesaikan, aku berusaha untuk melakukannya sebaik yang ku bisa. Yang terpenting, aku tidak menangis sendiri, mereka yang juga merasakan hal yang sama selalu di sini berusaha saling menyemangati. 

     Lihat, betapa sulitnya kami mempelajari semuanya. Jangan anggap kami 'pembaca pikiran' semata. 



24 September 2016.
4.22 WIB