Tulisan ini tersedia dalam bentuk suara/podcast (Snorlaxcoklat Podcast) https://open.spotify.com/episode/5uN6jYOeKj6hsVq48y4d7i?si=SgS_4mE1SoCqiRbm24rMJw


https://www.inprnt.com/gallery/fresh_bobatae/daydream/



Gw selalu kagum sama orang-orang yang tau secara spesifik mau mencapai apa di hidupnya. Cita-cita, hal menyenangkan, bakat, gw yakin gw punya semuanya. Tapi apa yang gw punya belum bisa menjawab apa yang benar-benar mau gw capai dalam hidup. 

Tanggal 30 Mei 2020 kemarin gw mencapai usia 23 tahun, diunggahan Instagram.. gw bilang kalo mungkin kita terbiasa kali ya hidup dalam timeline yang sama. Terbiasa mengikuti apa yang normal dan seharusnya. Sekarang anak manja ini merasa bingung dan buta setelah akhirnya lulus dan dapet gelar S.Psi di belakang namanya. Pertanyaan yang sama terus menerus terulang "terus habis ini lo mau apa?" 

Seperti yang gw sebutkan di atas, gw suka banyak hal. Banyaaakkkkk banget. Tapi gw gak pernah sebergairah ini ingin mencapai sesuatu di hidup gw, jadi seorang psikolog. Keinginan ini terpupuk dari SMA, berawal dari pemikiran bahwa S1 psikologi akan sempurna kalau lanjut ambil S2 psikologi profesi. Gairah ini semakin besar ketika diri sendiri dan orang di sekitar gw yakin kalo gw mampu menjadi seorang psikolog. Dulu, tiket menuju S2 seolah udah di tangan. Hingga akhirnya keadaan berkata lain, gw harus melalui masa kecewa dan menangis luar biasa karena angan itu sekarang rasanya sulit untuk digapai. Kemewahan mendapat gelar M.Psi., Psikolog dengan tutup mata sudah sirna. Butuh perjuangan, pengorbanan, dan air mata kalau memang gw masih mau mencapai itu semua. 

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah "apakah gw mau berjuang? apakah gw mampu?" itu semua masih belum bisa terjawab hingga detik ini. Gw menantang diri gw, kalo emang bener-bener mau kuliah lagi, buktiin dong, ayo berjuang. Tapi ternyata gairah itu mulai menurun sedikit demi sedikit. Kenyataan menghatam si pemimpi, mengarahkan diri untuk fokus ke hal lain yang lebih masuk akal, mencari pekerjaan dan mendapatkan penghasilan. 

Yaaaa.. setidaknya udah mulai tau mau apa dalam hidup, bekerja dan menghasilkan uang. Pertanyaan selanjutnya muncul lagi, "pekerjaan seperti apa? bidang apa?" gw pun masih kesulitan menjawab pertanyaan ini. Kalo sesuai passion ya jelas jadi seorang penulis, penyiar radio, pekerja sosial, penyanyi, podcaster. Kalo sesuai bidang ya HRD, trainer, management trainee, dan banyak lagi. Bahkan gw juga mau jadi pebisnis. 

Gw duduk, membuka laptop, menunggu kabar melalui e-mail sambil terus berpikir "kenapa ya ada orang kayak gw yang merasa punya banyak gairah, keinginan, dan bakat... sampe-sampe susah buat netapin satuuu ajaa, tapi di sisi lain ada orang yang bahkan sejak SMA udah tau mau mencapai apa di hidupnya"

Ini sebuah kemewahan atau malapetaka?

Ketika ada orang lain yang sudah mulai menata masa depannya, gw masih sibuk mencari berbagai kesempatan dari setiap kemampuan dan angan-angan yang gw punya. Ketika ada orang lain yang berpikir realistis menjalani hidupnya, ada gw yang tetap teguh pada pendirian, menjadi seorang pemimpi. 

Ada banyak keinginan yang mau gw capai, gw percaya kalo gw memiliki kemampuan untuk mencapai keinginan-keinginan itu. Tapi terkadang terhenti dengan pertanyaan "mau mulai dari mana? kalo gw lakuin ini, apa ya kata orang?" selalu ada alasan untuk diam di tempat atau bahkan mundur perlahan. Gw harus mengakui kalau gw sangat ahli untuk diam di tempat dan berpikir terlalu lama sampai-sampai tidak sadar orang lain sudah jauh di depan.

Tidak, gw tidak pernah merasa tertinggal. Gw selalu berfokus sama proses diri gw sendiri. Gw hampir tidak pernah merasa kecewa sama kegagalan yang gw ciptakan, gw yakin gw bisa berkembang dengan belajar dari kegagalan itu. cliche memang, tapi itulah gw. 

Gw coba mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang ada di kepala. Berbagai macam opini gw dengar. Kalo kata bokap "bermimpilah setinggi-tingginya" beliau orang yang tidak pernah mematahkan apapun yang gw inginkan dalam hidup. Kalau tidak setuju, bukan kata "tidak!" yang keluar, melainkan berdiskusi akan kelebihan dan kekurangan dari keputusan yang akan diambil. Beliau selalu mendukung dan siap membantu. 

Pendapat lain "jangan menutup diri dari segala kesempatan yang ada" iya, itu yang gw lakukan sekarang. Membuka diri selebar-lebarnya untuk segala kesempatan yang datang. Menanamkan pemikiran "gw pasti bisa!" di setiap tantangan-tantangan baru. Membiasakan diri untuk belajar hal baru sehingga memotong limitasi-limitasi dalam diri yang bisa menghambat pencapaian kedepan.

Ternyata gw adalah daun yang terbang mengikuti arah angin. Sesekali berhenti di beberapa tempat yang mempersilahkan gw untuk hinggap, mengambil ilmu dan pelajaran sambil menunggu angin selanjutnya akan berhembus kemana. 

Belum, belum ada satu tempat paling nyaman yang membuat gw menetap. Gw masih mengizinkan diri gw untuk terbang kesana kemari hingga hari itu tiba, hari dimana gw bisa menjawab seluruh pertanyaan di kepala gw... mau jadi apa?