MARI SAYA CERITAKAN TAHUN 2018 SAYA YANG PENUH DENGAN DRAMA.



Money CAN Buy Happiness

Untuk mereka yang bilang bisa bahagia tanpa uang, uang bukan segalanya, PRET! lo belum ngerasain definisi miskin yang sebenarnya mungkin. Bukan karena lo dapet duit yang dikit dari orang tua makanya terus lo ngerasa miskin, tapi karena emang orang tua lo cuma bisa kasih minim dan emang keluarga dalam keadaan sulit. Lo akan paham bahwa uang bisa memberikan kebahagiaan.
Keluarga gw berubah semenjak keuangan keluarga semakin memburuk. Memang keadaan ini udah sejak gw SMA, tahun 2013 mungkin. Tetapi makin kesini, dengan kebutuhan yang sangat banyak, khususnya kebutuhan untuk kuliah, membuat keadaan semakin gak mungkin kalo gw mau minta uang untuk hal-hal gak penting kayak jalan nonton, jalan ke mall atau makan enak.

Awal kuliah tahun 2015 gw masih agak bergelimang duit, dikit-dikit ke mall, makan mahal enak, jajan ini itu. Lama-lama lifestyle kayak gitu semakin sulit gw dapet. Gak ada lagi tuh minta duit 100 ribu buat hal sepele kayak nonton. Buat beli makan yang harganya lebih dari 15 ribu aja mikirnya berulang kali. Di tahun 2018 ini emang gw merasa susah yang sesusah susahnya definisi susah. Kalo lo temenan sama gw di Instagram mungkin akan komen "alah masih bisa beli ini itu, masih bisa jalan kesana sini" yha emang masih bisa sih foya foya dikit. Tapi dibanding dulu, tentu tahun ini rasanya nyiksa banget.

Gw juga merasa kesehatan mental orang tua semakin buruk karena ya pusing gak sih mikirin duit? Sedangkan kebutuhan banyak. Lifestyle jaman dulu yang belanja, sering makan keluar, dan jalan-jalan semuanya ilang tergantikan dengan hidup sederhana. Pastilah pusing.
Keadaan ini buat gw pusing tentunya, susah mau beli ini itu, dan ya sering kali bohong minta uang untuk keperluan kuliah padahal sebenernya bukan untuk kuliah. Durhaka ya saya :')

Di akhir 2018 ini sedikit ada kabar baik, walau tidak semenyenangkan dulu tetapi perubahan yang hanya sedikit ini sudah dinanti dari beberapa tahun terakhir.
Hadu saya kangen minta duit tanpa ditanya panjang lebar untuk apa dan hanya dijawab "ambil di dompet"

Semua Demi ...

Siapa yang gak mau melakukan hal-hal yang buat kita senang? Semua pasti mau.  Hal-hal yang sesuai dengan diri kita sehingga kita bisa menikmati segala prosesnya, bukan sekedar menjalankan tanggungjawab yang telah diberikan. Tapi ternyata hidup ini penuh dengan paksaan. Berbagai macam kondisi mengharuskan kita melakukan sesuatu yang tidak pernah kita sukai.

Di semester 7 ini gw memutuskan untuk memaksa keluarga agar mengizinkan gw ngekos didekat kampus, padahal keadaan ekonomi keluarga lagi sangat buruk. Akhirnya gw pindah ke kosan dengan perasaan yang tidak senang. Sulitnya perekonomian keluarga tidak berbanding lurus dengan keinginan gw ngekos. Tapi setidaknya ngekos bersama teman membuat biaya kosan tidak sebanyak yang seharusnya. Akhirnya gw memutar otak agar mendapat penghasilan. Salah satu cara adalah dengan mencari tempat KKP (kuliah kerja praktek) yang mau memberikan uang saku. Saat itu gw yang lagi galau mikirin cara bayar kosan, ditawarin ikutan projek dengan bayaran 1.5 juta, sesuai dengan kebutuhan gw. Sebelum langsung ditawarkan oleh penanggungjawab acaranya, gw udah sempet tertarik tapi menolak untuk ikut karena gw diminta untuk menjadi observer yang kegiatannya outdoor dan mengharuskan gw untuk hiking dengan jarak yang luar biasa jauh. Tapi karena terpaksa, gw akhirnya bergabung dengan projek tersebut.

Sungguh menjalankan sesuatu yang tidak disukai adalah mimpi buruk. Ada berbagai macam cobaan yang gw alami disana, mulai dari dibawa tim medis karena sakit saat coba jalur, sampe sepatu basket gw yang jebol pas dipake di gunung karena gak kuat. Gw cukup kehilangan urat malu saat disindir pada pertemuan bersama, tentang gw yang memalukan karena harus ditolong tim medis, kondisi sepatu gw,  gw gak bawa cadangan sepatu, dan gw yang dibilang memalukan karena berusaha lakban sepatu gw. Gw semiskin itu, kaki gw sebesar itu, gw gak bisa beli, dan gw gak dapet pinjeman. Sedih banget deh pokoknya.
Semakin menyebalkan karena boss diacara itu adalah dosen yang sebenernya super kocak tapi tidak meluluskan gw di salah satu mata kuliah. Pertumpahan air mata pasti terjadi, gini amat sih gw demi duit. Sakit dan minta untuk balik ke Jakarta akhirnya di tolak mentah-mentah sama supervisor gw di projek itu, gw diminta untuk istirahat dan usaha biar gak sakit. Senior gw diizinkan untuk pulang ke Jakarta karena ankel dan dia harus mencari pengganti. Ya mau gak mau, gw harus bisa menjalankan 4 hari 3 malam disana. Gw gak ada pilihan, sudah tanda tangan kontrak, masalah nama, sulit mencari pengganti, dan sakit gw tentu tidak dianggap urgent.

Gw berusaha mengerjakan laporan harian dengan sebaik-baiknya saat di gunung dan hasil observasi gw dibacakan didepan banyak orang sebagai contoh hasil observasi yang sangat baik. Gw juga di puji oleh supervisor didepan beberapa sesama rekan kerja. Gw bangga, rasa bangga itu menutupi sedikit kekesalan gw atas teguran keras yang bagi gw kurang memberikan empati. Gw mulai menikmatinya, apalagi setelah kegiatan hiking telah berlalu. Setelah usai, gw ditawarkan untuk ikut lagi di batch 2, jadi gw makin lama di gunung. Sempat tergiur karena sudah memikirkan 3 juta yang akan ada di tangan, akhirnya gw memilih pulang ke Jakarta.
Setelah berjuang setengah mati mengerjakan hasil laporan observasi, merasa dikejar-kejar, telat deadline kumpul observasi sampe takut ketemu senior di kampus, akhirnya selesai, dan gw mendapat bayaran. Gaji ke dua gw HEHE.

Sesampainya di kos setelah melalui hari-hari drama di gunung, gw tetep muter otak biar bisa dapet kerjaan. Sejak semester 7 belum dimulai, mendapatkan tempat kerja yang bisa memberikan uang saku sudah menjadi beban. Gw wawancara di dua tempat dan keduanya menolak, perusahaan lainnya tidak memberikan tanggapan atas CV yang gw kirimkan. Gw terlambat KKP sesuai dengan periode yang gw tetapkan, mulai dari bulan Agustus. Tiba-tiba salah seorang teman menawarkan posisi KKP di salah satu perusahaan swasta ternama. kerjaannya melakukan observasi, sama seperti projek yang gw ikuti. Awalnya gw senang, gw gak perlu masukin CV, gw langsung diterima, dan gw mendapakan bayaran, bahkan lebih besar dari projek yang gw ikutin. Setelah berlalu, gw gak suka sama pekerjaan gw. Observasi yang dibutuhkan tidak menantang, mudah bagi gw. Gw juga sangat capek karena gw mengobservasi bagian teknik yang naik gedung berlantai tak manusiawi dan membuat gw capek dengan wedges hitam gw itu. Sampai saat ini masih belum selesai, tapi semua itu demi uang. Gw melakukan hal yang gak gw suka, demi uang.

Di tahun ini, di semester 7 tepatnya, ada aja cobaan hidup yang munculnya dari orang lain. Lebih tepatnya kegiatan kuliah yang menambah beban pikiran. Dimulai dari ketemu teman kelompok yang tidak satu visi misi sampai pusing karena mikirin revisi seminar yang selalu ketunda karena sibuk ini itu. Tapi mau gak mau harus berjuang, walau kadang rasanya sendirian, semua demi dapet nilai bagus, dan lulus. Gw merasa sulit bertahan dengan keadaan kelompok yang tidak memungkinkan, tapi gwt tetap bertahan dan berjuang hanya demi ambisi gw, mendapatan nilai terbaik.

2018 ini adalah tahun penuh dengan pengorbanan. Gw berkorban demi mendapatkan hal yang gw mau. Beda dari tahun-tahun sebelumnya ketika keinginan gw dikabulkan oleh orang tua, tanpa gw yang berjuang sendirian.

Cinta dan Kebahagiaan

Walau banyak duka yang berahasil dirasakan di tahun 2018 ini, tetapi ada kebahagiaan yang setidaknya terkadang menutupi sedikit kesedihan yang gw alami. April 2018 gw memiliki orang baru didalam hidup gw yang mewarnai hari-hari gw HEHE. Dari April hingga saat ini, hubungan kita berjalan sangat baik dan tentunya sangat membahagiakan. Banyak tempat baru, banyak kisah baru, dan banyak kesenangan yang kita ciptakan. Mulai dari hal sederhana yang tidak perlu mengeluarkan banyak uang hingga hal mewah yang membutuhkan banyak pengeluaran. Keduanya sama-sama membuat kita semakin dekat bak lembaran kertas.

Tetapi yang terpenting, kehadirannya sangat membuat gw menjadi lebih semangat. Ketika ada tangisan karena terlalu pusing menghadapi kenyataan, dia hadir untuk memberikan pelukan dan menghadirkan rasa nyaman. Ketika merasa tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan, dia juga hadir untuk memberikan bantuan sehingga meringankan beban. Dengan dia, tantangan menjadi sebuah lelucon hidup yang patut ditertawakan.

Perubahan

Layaknya manusia biasa, diri gw, hidup gw, tentu mengalami banyak perubahan. Banyak hal berubah menjadi baik, ataupun sebaliknya menjadi buruk. Di tahun ini gw kehilangan salah satu teman terdekat gw, karena satu dan lain hal akhirnya gw memilih untuk tidak lagi terlalu dekat. Walau dibeberapa kesempatan rasanya canggung, gw rasa ini yang terbaik HEHE.

Tahun ini gw juga berubah jadi sedikit lebih sehat. Ikutan car free day walau hanya beberapa kali, ini sebuah perubahan ya bisa bangun pagi hanya untuk kegiatan gak penting seperti jogging pagi :) terus gw juga rajin banget renang dan Januari ini akan member renang. Belajar renang dan bisa pas pertama kali belajar juga memotivasi untuk terus berenang EHE.


Pembelajaran 

Di tahun ini gw belajar berjuang untuk mendapatkan apa yang gw inginkan, belajar memahami kondisi yang kurang sesuai dengan angan, belajar menahan diri untuk terlalu banyak berfoya-foya, belajar tentang arti pertemanan, belajar tentang arti cinta, dan belajar untuk bertahan.
Setelah dilihat-lihat, setiap tahun selalu ada momen berat dan momen yang sulit. Selalu ada duka, tetapi juga ada bahagia. Sering kali kebahagiaan tertutup dengan duka yang hanya terjadi beberapa menit dalam kehidupan. Tetapi duka selalu berhasil mengajarkan hal baru yang positif dan suka yang selalu hadir untuk mengingatkan bahwa rasa syukur juga harus selalu ada.