Untuk Dia dimasa Lalu

Untuk Dia dimasa Lalu

Posted by Dea Astari on Agustus 11, 2017 in

Semua orang memeluk dan menyemangati. Meyakini dan menguatkan, bahwa tidak apa-apa tak berambut.

Dokter menyarankan agar ia mencukur habis setiap helai rambut yang ada dikepalanya. Hal itu dilakukan demi pengobatan.

Sore itu, dengan keyakinan penuh, ia mencukur habis rambut yang ada dikepalanya. 

Didepan cermin ia berkaca dan tersenyum, melihat hal baru dalam dirinya, menjadi anak perempuan tak berambut.

Usianya masih 9 tahun. Ia harus menjalani hari-harinya dengan pandangan penuh iba dan cibiran menyakitkan dari setiap orang yang berpapasan denganya.

Sebuah topi rajutan berbagai warna ia kenakan ketika keluar dari rumah, maksud hati untuk menutupi, namun apa daya semua mengetahui dan dirinya menjadi sasaran buli

Bibirnya tetap tersenyum, walau perkataan tak mengenakkan selalu datang menghampirinya

Setiap hari pulang sekolah ia harus berhadapan dengan orang-orang yang meneriakinya dengan sebutan "Woi botak!" atau dicemooh dari kejauhan oleh orang-orang yang selama ini ia anggap sebagai teman
Namun hal tersebut tak lantas menjadikannya sebagai anak yang penakut dan enggan pergi ke sekolah. Ia tetap berusaha menjalani hari-harinya dengan normal walau keadaanya jauh dari kata normal.

Ia tidak pernah menangis walau hanya sekali. Ia tidak pernah marah harus menghadapi kehidupannya yang berbeda. Ia tidak pernah membenci semua orang yang mencemoohnya. Ia meyakini bahwa dirinya tidak pantas marah karena apa yang dikatakan oleh orang lain merupakan sebuah kebenaran. Walau kebenaran tersebut sulit untuk ia terima.

Ia tetap berjalan dengan dagu terangkat. Awalnya ia begitu takut harus mendengar perkataan orang lain, namun lama kelamaan ia tertawa ketika dirinya dicemooh orang lain.
Tidak hanya terjadi satu kali. Ketika ia berpikir bahwa keadaanya membaik, ia harus kembali menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani sekali lagi hari-harinya sebagai anak perempuan tak berambut.

Untuk anak seusianya ia begitu sabar dan kuat. Semangatnya untuk tetap ber sekolah menjadi inspirasi bagi orang dewasa yang mengalami hal serupa dengannya.

Sekali lagi, ia di tuntut untuk dewasa lebih awal (https://cwastari.blogspot.co.id/2017/08/dasar-terendah.html)

Ia adalah diriku yang menuliskannya.
Selamat, aku bangga dengan diriku sendiri.

Continue Reading

Dasar Terendah

Dasar Terendah

Posted by Dea Astari on Agustus 08, 2017 in

Ia bercerita pada teman terdekatnya, bahwa ia hidup dengan ketidakadilan yang selalu membayanginya. Selama ini bayangan tersebut tidak pernah benar-benar hilang. Hanya berusaha dilupakan.

Dulu hari-harinya selalu dipenuhi dengan pertanyaan "Mengapa aku?"

Dulu setiap detiknya selalu dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian "Mengapa aku mengetahuinya dari orang lain?"

Kini pertanyaan terbesar dalam dirinya adalah "Kapan mereka berbicara?"

Beranjak dewasa, ia mulai berusaha untuk mengerti dan memahami. Namun tidak pernah  benar-benar berhasil.

Efek tak menyenangkan dari ucapan oranglain membuatnya tidak pernah menghargai dirinya dan orang disekitarnya.

Pernyataan yang muncul dimalam hari saat umurnya yang masih berusia 7 tahun, mengubahnya menjadi sosok yang lain.

Kenyataan yang tidak dapat bisa diterima oleh siapapun, terpaksa harus ia terima di usianya yang masih sangat belia.

Ia kuat tetap berdiri dengan kokoh, berusaha tidak menangisi kenyataan bahwa ia sendiri di dunia ini.

Usaha terkuat dikerahkan untuk menjadi dewasa lebih awal

Siapa yang bisa menerima kenyataan sepahit kenyataan yang ia lalui?

Nyatanya ia masih bisa berlari dan tertawa dengan anak lain seusianya, namun dengan membawa beban berat dipundak yang tidak akan pernah bisa dilepaskan. Bahkan hingga saat ini.

Sialnya sejak awal ia selalu berpikir bahwa ia adalah manusia yang terbuang dan tidak pernah diharapkan

Mungkin itu yang kini membuatnya menjadi sosok yang tak ingin dikucilkan

Mungkin sosok yang periang serta ceria disetiap harinya adalah dirinya yang sedang berusaha agar selalu berada diantara oranglain dan membuatnya merasa diterima serta diperlukan

Dia kini duduk memandang laptop yang masih menyala dan berusaha mengingat segala kenangan pahit yang ia terima sepanjang hidupnya.

Pahit ketika merasa dibeda-bedakan

Pahit ketika harus mengakui dan menerima bahwa dirinya memang jauh berbeda dengan yang lain

Pahit ketika harus mengikhlaskan jalan hidup yang sudah diberikan oleh Tuhan

Begitu banyak refleksi diri yang berusaha ia munculkan

Mulai berusaha menghargai sosok yang selama ini ia benci, hingga sekuat tenaga memasang topeng tebal terbaik

Logika berkata apa yang dilakukan memang tidak seharusnya terjadi, namun dilain sisi hatinya begitu sakit untuk berusaha mengerti, bahwa ia sepertinya memang tak berarti

Segala sikap dan perbuatan buruk yang dikecam semua pihak mungkin sebagai perwujudan kekecewaan mendalam, sebagai pelampiasan mulut yang ingin teriak bahwa ia menunggu kepastian. 

Dulu dan kini nyatanya tidak pernah berubah

Semua yang awalnya terasa mulai terlupakan nyatanya hanya berusaha untuk dilupakan

Ketika kembali menoleh untuk melihat sejenak kebelakang, hatinya hancur teriris-iris

Ia tahu dengan pasti bahwa ia tetap bersyukur dan mencintai apapun yang telah terjadi

Namun apa daya, sampai detik ia menuliskan kata-kata ini, ia belum sepenuhnya bisa menerima bahwa ia ditakdirkan menjadi manusia yang tak diharapkan.

Continue Reading

Entah Judul Apa yang Tepat

Entah Judul Apa yang Tepat

Posted by Dea Astari on Agustus 06, 2017 in

Gw tipikal orang yang sangat bergantung pada keberadaan oranglain. Gw menaruh motivasi gw pada teman-teman terdekat gw. Ketika ada mereka, orang-orang yang gw anggap penting dalam hidup gw, gw pasti lebih bersemangat dan menjalani hari-hari gw yang super berat tapi rasanya jadi sangat indah dan mau gw ulangin lagi. Iya, selebay itu.

Gw akan merasa bahagia saat ada orang-orang yang gw harapkan kehadiranya. Bahkan masa-masa se sulit semester 4 bagi mahasiswa lain, buat gw masa yang paling indah karena disana gw bareng sama temen-temen yang luar biasa memotivasi perjalanan hidup gw di semester 4. 

Kesanya simpel. Gw bisa jadi manusia berkualitas ketika ada orang-orang yang gw kasihi.

Tapi lo bisa bayangin gimana jadinya orang kayak gw yang menaruh motivasinya pada orang lain, ditinggalin sama orang-orang yang gw berikan kepercayaan itu. Kebayang hancurnya.

Mari kita sebut, hubungan saling bergantung satu sama lain.

Berkali-kali gw terjebak dalam pertemanan dengan kedekatan extreme dimana kita saling bergantung satu sama lain. Dan berkali-kali juga gw merasakan sakit hati mendalam dan berharap gw gak punya pertemanan yang membuat gw menggantungkan diri gw pada teman gw. Tapi berkali-kali juga akhirnya gw bergantung pada orang lain.

Sesimpel gw menaruh kepercayaan gw sama temen gw, gw memberikan apapun yang terbaik dalam diri gw untuk temen gw dan gw selalu meluangkan waktu untuk temen gw. Yang akhirnya menjadi pertemanan yang sangat bermakna bagi kedua belah pihak.

Pertemanan model kayak gini yang selalu dinantikan oleh orang-orang, sialnya punya kelemahan yang paling dihindari. Biasanya pertemanan ini riskan akan rasa kecewa. Saat lo menaruh kepercayaan, lo menyayangi temen lo dan entah tanpa disadari maupun tidak temen lo melakukan hal yang gak lo suka lo akan merasa se kecewa itu.
Lo semarah itu, lo se kesel itu dan mungkin lo merasa dia bukan lagi orang yang lo kenal.
Lucunya selalu berawal dari hal-hal kecil yang gak pernah kebayang akan menjadi sebuah masalah.

Bagi gw, semakin gw mendalami arti pertemanan dengan seseorang semakin gw takut berkonflik dengan orang itu.
Se gak mau itu gw berkonflik dengan orang lain. Gw selalu menjadi orang yang berusaha santai dan cuek sama hal yang awalnya gw anggap sebagai masalah, hanya demi hubungan pertemanan dan demi ketenangan diri pribadi.

Saat gw jalan sama temen gw dan mereka nanya "De, lo mau makan apa?/ De menurut lo kita kemana?/ De, lo mau pasta atau sushi?" gw pasti selalu jadi orang yang bilang "terserah". Mungkin temen-temen gw gak pernah tau, tapi gw begitu bukan karena gw gak bisa menentukan pilihan, sesimpel gw mau temen gw yang buat keputusan sesuai dengan keinginanya karena gw mau mereka senang.
Iya, gw merelakan kesenangan gw demi kesenangan bersama. Gw gak masalah kalo harus makan mie ayam yang gw kurang suka padahal gw lagi pengen banget makan bakso. Cuma karena gw gak mau mereka kecewa, atau mereka berkorban demi gw.

Gw jarang banget bilang "gak" saat temen gw dengan random ngajak gw makan dan pergi dari a sampe z pas kita lagi ketemuan. Gw selalu ikutin apapun mau temen gw, serius karena gw gak mau mengecewakan temen gw.
Terdengar berlebihan, tapi kenyataanya selama ini gw selalu jadi orang yang keliatanya iya iya dan ngikut aja. Gw pribadi sebenernya punya pilihan atas apa yang gw inginkan, tapi ya itu gw mementingkan kepentingan bersama karena menurut gw dengan gw bilang 'terserah' dan temen gw merasa diberikan hak memilih, mereka akan memilih tanpa merasa sedang memaksakan kehendak gw.

Emang sikap gw yang satu ini kadang bikin orang gemes. Mungkin mereka juga butuh pendapat gw ketika harus memilih dua hal. Gw se gak mau itu ngeliat wajah kurang puas dari temen gw ketika gw memilih dari dua pilihan yang mereka kasih dan ternyata gw memilih keterbalikan dengan apa yang mereka mau.

Jadi, kalo kalian temen-temen gw baca ini, udah pahami aja gw pasti ikut apapun pilihan kalian. Gak usah ngerasa gak enak.
Yang penting kalian inget aja gw sama sekali gak suka makanan pedes, gw suka kopi, cinta susu, gw gak mau ada sayuran di nasi goreng gw ataupun mie ayam gw, gw penggemar sushi garis tidak wajar dan gw setengah mati cinta martabak manis keju.
Nah jadi kalo ajak gw makan gak usah kelamaan nanya, pastikan aja hal-hal diatas yang gak gw suka gak ada di menu makanan kita dan hadirkan makanan yang gw suka^^
HAHA!


Salam sejahtera untuk kita semua!

Continue Reading

Untuk Luka yang Sedang Disembuhkan

Untuk Luka yang Sedang Disembuhkan

Posted by Dea Astari on Agustus 05, 2017 in

Tulisan ini didedikasikan untuk sahabat-sahabat yang kucintai.

Malam ini, untuk kedua kalinya gw ngedenger cerita yang gak pernah gw bayangin kalo sampe terjadi di hidup gw.

Hal pertama yang terlintas ketika gw tau itu semua adalah mereka benar-benar hebat.

Gw bangga sama sahabat-sahabat gw.

Gw mungkin cuma denger ketika mereka udah mulai berhasil terlepas dari masa lalu mereka. Tapi gw tetep bisa merasakan sakit dan sedih berada di posisi mereka. 

Gw bangga, gw bisa liat mereka sampai saat ini berdiri tegak dan bisa tertawa.

Mereka masih menjalani hidup mereka mungkin dengan banyak harapan.

Gw bangga banget. Mereka luar biasa.

Cerita mereka juga menyadarkan gw akan banyak hal. 

Jangan pernah merasa jadi orang paling menyedihkan di dunia ini, apalagi sampe mempertimbangkan buat mengakhiri hidup. Banyak banget orang yang kisah hidupnya jauh bikin geleng-geleng dan ngelus dada, tapi mereka masih bertahan sampai saat ini.

Pengalaman selalu membuat seseorang belajar dan temen-temen gw udah berhasil melewati proses berat dalam hidupnya.

Setidaknya sampe detik ini gw yakin bahwa setiap orang punya titik terendah dalam hidupnya dan kita gak pernah tau seberapa menyakitkan kisah hidup oranglain, orang-orang yang mungkin kita anggap hidupnya selalu bahagia dan kita damba-dambakan berada diposisi orang tersebut. Mereka juga punya kisah hidup masing-masing.

Kita, orang-orang penuh luka dimasa lalu berkumpul untuk berbagi kisah

Berkumpul untuk sama-sama tertawa, menertawakan diri sendiri

Bercanda layaknya tidak ada hari esok

Berbicara tanpa henti 

dan saling mengasihi

Terus aku belajar pokoknya ya de. sepait-paitnya hidup kita. Seanjing-anjingnya peristiwa hidup, bakal ada satu hal. At least satu hal. Yg bikin lu bisa BERHARAP SEKALI LAGI. Selalu akan ada satu hal yg bisa bikin lu berharap.

Continue Reading

Dijamin Gak Ngakak #Ngincluk4

Dijamin Gak Ngakak #Ngincluk4

Posted by Dea Astari on Agustus 04, 2017 in

Namanya temenan, apalagi otaknya pada seliter kurang, pasti punya inside jokes yang aneh. 

Olo ide buat gw nulis inside jokes nya ngincluk dan gw rate seberapa lucu itu inside jokes. Gw review sekalian.

Waktu itu gw sama Anin lagi naik motor dari parmin. Parmin tempat nongkrong anak gaul Halim :)

Tiba-tiba Anin sebagai manusia paling receh dalam pertemanan kita bertanya

"De, lu tau gak kalo Tronton tu punya adek?"

"Hah?"

"Namanya Trintin!" HAHAHAHA. :)

Lucu gak?

Pertama kali gw denger itu, gw ngakak sampe capek. Antara lucu banget sama mau ngeplak itu orang karena gw pikir dia lagi bercanda. Eee ternyata beneran ada gaez Trintin.

Jokes tronton : 8/10.

Malem-malem karena laper kita keluar dan beli nasi goreng. 

Inget ya, Anin yang paling receh, jadi jangan berharap bakalan lucu :)

"Eh. Pernah denger jokes abang becak sama abang ojeg gak" -- Belom cerita udah ngakak

"Enggak, apaantu"

"Nih.. HAHAHA jadi HAHAHA ada tukang becak sama tukang ojeg yang lagi mangkal. Tukang becak sebel soalnya orang-orang maunya naik ojeg karena cepet. Terus ada dua orang dateng ke mereka dengan tujuan yang sama. Akhirnya yang satu naik ojeg satunya becak, abang becaknya ajak dulu-duluan sama abang ojeg. Terus akhirnya abang becaknya menang. Nah sampe di tempat tujuan ada yang meledak. Apakah yang meledak?" 

"Hah. Apaan? Ban?"

"Bukan"

"Apa sih"

"Betis abang becaknya! HAHAHA"

Iya emang gak lucu kok :) next.

Jokes betis meleduk : 7/10

Kemaren Olo sama Anin abis balik dari Dieng. Terus bawa jokes baru buat kita ketawain bareng-bareng. Jadi mereka nonton Baper Kids terus ada bagian yel-yel dimana itu anak-anak SD bilang "TIDAK APA APA" sambil nyilangin tangan ke kanan dan kiri.

Terus kita ngakak aja bareng-bareng. Gw niat gw cari itu vidio. Dapetlah versi Baper Kids, gw cari lagi terus dapet versi aslinya.

Merasa ini jokes lucu banget, kita jadi sering ngayal gitu.

"Misalkan nanti lo presentasi terus dosen marahin lo. Nanti gw sama Anin di belakang berdiri terus bilang TIDAK APA APA!"

Kemudian, Anin berkata..

"Iya nanti kita kalo ada tugas juga gitu aja. Eh ada tugas apa besok? PSI KO ME TRI *pake gaya tidak apa apa*"

haha. Lucu ya :)

Jokes tidak apa apa : 9.5/10

Latar tempat : Kolam renang

"Eh! Gw ada ini nih lucu. Lo masukin dulu itu air ke mulut lo, jangan sampe keluar" 

"Ok!"

"Jadi ada orang mau masuk TNI kan, terus eh mereka terlambat. Dimarahin sama pemimpinya. 

EH! KENAPA KALIAN TERLAMBAT? 

kata mereka SIAP! Maaf. 

YA UDAH KARENA KALIAN TERLAMBAT KALIAN HARUS NYANYI. 

SIAP! CICAK CICAK DI DINDING...

KURANG BESAR!!!!!

SIAP! TOKEK TOKEK DI DINDING...

Lalu kami pun tertawa tiada kira.

Jokes tokek : 10/10

Cukup sekian inside jokes kami.

Terima kasih.

Continue Reading

NGINCLUK #Ngincluk3

NGINCLUK #Ngincluk3

Posted by Dea Astari on Agustus 04, 2017 in

Kenapa nguncluk?

Berawal dari kita bertiga, gw Anin dan Olo yang main ke rumah Anin. Olo hobi banget grepe-grepe badan orang. Se hobi itu gelendotin orang.

Gw bilang "Ini anak nginclik aja kerjaanya" 

Eh itu kata nginclik jadi kata favorit kita, jangan dicari arti sebenarnya ya karena kata sebenarnya adalah ngiclik dan artinya....

Lalu terciptalah nginclik next level yang disebut sebagai nguncluk. Jadilah NGINCLIK NGUNCLUK. 

Kita kalo ketemu hobinya itu aja, nginclik. Peluk-peluk, nyubit atau niban-niban (?). Emang rada aneh pertemananya, tapi sehat karena ketawa mulu.

Kita se sering itu ketemu, tapi tetep aja ngerasa kangen mulu. Alay emang. Pas Anin Olo ke Dieng kita chat terus di Whatsapp, mereka kirim vidio dan kita tetep bercanda di Whatsapp. Se kangen itu. Entah kenapa.

Kemaren setelah mereka dari Dieng akhirnya kita ketemu dan nginep 2 malem. Eh pas pulang, pembahasan gw sama Olo di chat tetep sama "Kangen masa" rada jiji ya emang. Kerjaan kita kirim foto, vidio lagi ngapain, kirim vn sama berbagi lagu. 

Sampe saat ini, kita se deket itu. 

Kita baru deket beberapa bulan belakangan. 

Berawal dari gw yang chat Anin pas kita sama sekali belom deket

"Nin. Gw kayaknya mau keluar deh dari Psikologi"

Berakhirlah dengan cerita, dimotivasi untuk tetep di psikologi dan Anin suruh gw nginep di rumahnya. Ngineplah gw dan sejak saat itu kita sering banget banget banget main nginep berdua.

Bingung ya, padahal gw belom deket tapi pas gw se putus asa itu sama kuliah, orang pertama yang gw chat  adalah Anin. Hebat tu manusia. Gak usah ke gr an lo :)

Setiap kita main berdua ada seorang anak bernama Olo yang suka dm gw "main lagi de ke Anin?"

Sebetulnya kita emang udah satu peer group. Ber 6. Tapi gak sedeket itu, cuma ngumpul kalo belajar doang. Dari satu peer ini gw paling penasaran sama Olo. Anaknya gak bisa ditebak sama sekali, pendiem dan membingungkan bagi gw.

Setelah gw cerita ke Anin gw penasaran sama Olo dan Anin bilang sebenernya Olo tu lucu. Akhirnya gw melakukan PDKT terhadap Olo.

"Lo. Gw gak lulus eksper" -- ini pdkt pertama gw

Pdkt selanjutnya gw lakukan dengan chat random Olo dan nanya dia lagi ngapain.

"Lo. Lagi ngapain? Gpp nyapa aja gw"

Jadilah disuatu hari gw sama Olo nginep ke rumah Anin dan kita jadi sedeket itu bertiga. Gw juga jadi sering banget chat Olo, apalagi si Anin. 

Ya udah sampe detik ini hobi kita main bareng mulu. Sampe semester 5 ini kita bertiga selalu sekelas. 

Baru mereka yang tau semua cerita kehidupan gw sampe ke akar-akarnya, begitupun Olo dan Anin.

Baru mereka juga orang yang selera musiknya sama kayak gw.

Cinta deh pokoknya. Luvu ngincluk a.k.a nginclik nguncluk.

Video : Suara merdu Anin <3

Continue Reading

Ke Planet Bekasi #Ngincluk2

Ke Planet Bekasi #Ngincluk2

Posted by Dea Astari on Agustus 04, 2017 in

Jadi waktu itu kita bertiga, gw Anin dan Dara yang super gabut ini memutuskan buat jalan-jalan jauh sekali. Ke Bekasi.

Kita dateng ke rumah salah seorang senior buat ambil barang-barang Anin yang dititpin ke (sebut saja) Kak Meriang.

Berhubung bukan gw yang nyetir, gw ayo aja toh cuma duduk cantik liatin jalan. Kebetulan gw warga planet Bekasi, jadi gw familiar sama situasi dan keadaan Bekasi. Kita bertiga berangkat dari Halim ke Bekasi sekitar jam 1 malam. Emang anak malem, pergi siang kulitnya pada melepuh.

Sebelum berangkat ke Bekasi kita yang super cerdas ini udah minta alamat rumah Kak Meriang biar bisa langsung pake Maps. Di jalan Anin yang masih berwajah bersahaja menyuruh gw berkali-kali buat buka Waze. Gw tipikal anak yang males pake Maps gitu, gw juga gak pernah pake Waze. Gw tekankan sekali lagi, gw gak bisa pake Waze.

Berujunglah dengan gw yang sibuk berkutat dengan Waze yang tak kunjung membuahkan hasil, gak ngerti deh gw pokoknya. Terus entah gimana ceritanya gw jadi nyante aja di mobil sambil buka explore Instagram. Terjadilah gejolak-gejolak emosi tidak tenang dari Bu supir.

"De, exit tol Jatibening dimana? biar gw bisa ambil kiri"

"Seinget gw sih dikit lagi ya, eh gak tau deh, eh itu tuh, eh bukan deh" anaknya labil.

"Yang bener anjing"

"Ya udah ambil kiri aja, gak lama seinget gw"

Dibelakang, Dara lagi asyik tiduran hampir mimpi.

Tibalah kami di tol Jati bening..

"Lah! Anying kok alatnya *alat toll card yang ada di mobil* gak bisa  *ngecek kartunya* anying dikeluarin kartunya, tai siapa sih yang keluarin?!" Gak tau sih gw siapa, berasa kena marah :')

"RA RA! Bangun Ra bangun! Ini tab in kartunya" nada mulai meninggi, muka mulai gak santai.

"EH! iya iya Nin, sorry sorry Nin. Mana Nin sini?" saut Dara

Alhasil keluarlah setengah badan si Dara buat nge tab kartu. Ini moment super epic, seandainya di abadikan dalam vidio pasti ngakak tiap ngeliat. Anin panik kayak orang mau ngelahirin, Dara dari tidur langsung bangun kayak orang dikejar maling. Gw chill duduk cantik.

Pas keluar tol Anin sekali lagi inget gw buat cek Waze. Sekali lagi gw tekankan, gw gak ngerti. Nin, kalo lo baca ini, untuk sejuta kalinya gw kasih tau lo jangan lagi suruh gw buat menggunakan Waze :)

Kalo yang pernah keluar tol jati bening pasti tau kalo begitu keluar dari tol kita bisa milih jalan lurus atau belok ke kiri. Gw yang super sok tau ini menyarankan kita buat belok kiri karena yang gw tau kalo lurus masuk lagi ke jalan tol. 

Singkat cerita, karena ke bodohan gw pribadi yang sok tau dan gw juga yang gak becus buka Waze. Kita akhirnya... kalo kata gw sih jadi ribet buat sampe ke rumah Meriang, tapi kalo kata Anin kita nyasar. 

Situasi mobil yang masih santai, gw yang ketawa, Anin yang masih bisa bercanda nanggepin snapgram gw dan Dara yang asyik tidur di belakang tiba-tiba berubah jadi menegangkan. Gw lempar itu HP, bolt dan powerbank karena muka Anin mulai serius. Dara yang tadinya tiduran langsung duduk tegak mata melek 100 watt.

Karena emang udah lewat jam 1, pasti lah jalanan kosong banget dan gelap. Gw sih santai aja soalnya ya kita naik mobil emang bakal diapain sih? bodoh sih emang gw. Terus juga itu di Bekasi jadi merasa rumah sendiri. 

Gw yang sante sampe ikutan tegang karena liat muka Anin bener-bener panik banget.

Pemberhentian 1 :

"De! Tanya lewat mana!" -- Anin

"Pak kalo saya mau ke perumahan Galaxy lewat mana ya?"

"Oh ini nih kelewatan ini belok yang ke kiri lurus aja"

"Nin, lurus aja!" -- Gw

Pemberhentian 2 :

"De itu abang nasi goreng, tanya!" -- Anin

"Mas kalo saya mau ke perumahan Galaxy lewat mana ya?"

"Ini lurus aja neng dikit lagi, nanti ketemu lambangnya gede"

"Nin, lurus aja katanya dikit lagi" -- Gw

Pemberhentian ke 3 :

"Anying ni orang Bekasi dikit lagi mana sih. De coba tanya lagi itu" -- Anin

"Bang kalo saya mau ke perumahan Galaxy lewat mana ya?"

"Iya bener tinggal lurus aja itu ikutin angkot nomor 3 itu tuh"

"Nin, lurus aja katanya ikutin angkot itu tuh"-- Gw

Pemberhentian 4 :

"De tanya deh gw gak yakin"

"Mbak kalo saya mau ke perumahan Galaxy lewat mana ya?"

"Lurus aja"

"Nin, lurus aja"

Coba perhatikan pola gw bertanya, persis sama, beda cara gw manggilnya aja. Info penting selanjutnya adalah dari nanya ke orang 1 ke 2, 3 dan 4 itu jaraknya berdekatan. Ketemu orang dikit aja si Anin melipir suruh gw keluar nanya. Sampe gw turun nginjek lumpur udah bodo amat deh kaki gw bulukan. Gw sampe lari-lari nanya. Semua jawabanya sama, lurus aja. Si Anin gak ada percayanya sedikit aja sama gw emang :)

Sampe akhirnya tibalah kita di Galaxy. Persoalan pelik selanjutnya, menemukan rumah Meriang. Gak kecil soalnya Galaxy :)

Gw akhirnya telponan sama Kak Meriang dan dia suruh gw ke Intermedia, gw tau persis dimana Intermedia karena gw sering main ke daerah Galaxy. Karena sendal udah lumpur semua, muka Anin juga masih belom nyante, gw turun lari-lari di pinggir jalan nyeker liat kanan kiri nyari itu Intermedia. 

Sangking udah gak fokusnya, dibandingin nanya Satpam yang jelas-jelas ada di depan mata gw, gw lebih memilih liat kanan kiri nyari itu Intermedia.

Si sialan malah pada ngakak di mobil.

Ketemulah itu Intermedia. Meriang bilang, "nanti lo masuk ke gang bener-bener depan Intermedia ya, minta bukain aja portalnya, terus langsung belok kanan"

Masuklah kita. Eh kok portalnya gak ditutup? aneh. Pas belok kanan, kok jalan kecil yang dimaksud Meriang gak ada?

Ternyata salah saudara-saudara, Intermedia yang dia maksud sama saya maksud beda :) yang Meriang maksud Intermedia yang gede, ini gw intermedia kecil terus disebutnya sama mereka warga Galaxy adalah Multimedia bukan Intermedia. YA GUE MANA TAU DONG JING. Kezel.

Ya udah abis itu kita sampe, ngobrol-ngobrol, ambil barang,

Pulang.

Pulang gak nyampe setengah jam, otw kesananya berasa lama banget.

Gak lagi deh gw sotil, daripada kena semprot Anin lagi.

Continue Reading

Nyebelin Tapi Bikin Kangen #Ngincluk1

Nyebelin Tapi Bikin Kangen #Ngincluk1

Posted by Dea Astari on Agustus 02, 2017 in

Ulala, isinya anak-anak alay tukang boong tapi seru bikin rindu.
Kacau ini budaya udah melekat banget, ngerjain dan bohongin orang lain buat kesenangan semata.

Kebohongan pertama terjadi saat gw nanya sama Anin kenapa dia update sesuatu di Whatsappnya, jawaban yang muncul adalah Anin bt karena mau pindah ke luar kota, bokapnya harus pindah tugas. Anin dan Olo yang tanpa sengaja menemukan moment tepat buat ngerjain gw, akhirnya besekongkol.
Gw yang tadinya lagi asik buka HP, cuma bisa nyender natap depan dengan mata nanar.

"Tai ni anak kenapa pindah sih, terus gw gimana dong sama Olo berduaan doang semester 5"
"Masa sih si Om gak ijinin Anin selesain kuliahnya dulu, masa pindah"
"Tai gw mesti gimana"
"Kapan ya gw ngomong sama Bapaknya Anin"
"Gimanapun caranya gw akan ngomong bahkan sampe sujud di kaki si Om biar Anin tetep boleh tinggal di Jakarta buat selesai kuliah"
"Padahal gw butuh rumahnya buat numpang makan sama tidur" CANDA DENG.

Setelah merancang rencana biar Anin tetep bertahan di Jakarta, gw nangis.
Ya serah lo deh bilang lebay, sedih banget lah temen deket mau pindah, hancur amat hati gw.
Tau gw nangis, Anin sibuk telpon gw berkali-kali dan akhirnya dia bilang...
"Gak De, De dengerin dulu kemungkinan gak pindahnya 85% kok doain aja" nadanya santai banget, yang disini matanya tinggal segaris.

Tapi, karena Olo tau gw nangis dia akhirnya berkata..
"Gak De, Anin gak pindah, lo jangan bilang-bilang dia ya kalo lo tau dia bohong"

Sialan, gw harus membalasnya dalam hitungan detik :)

Terciptalah kebohongan ke dua diantara kita. Gw yang jantungan dan kambuh karena di kagetin. Drama ye, kayak telenovela.
Kebohongan gw jauh lebih mantap jiwa. Udah ceritanya penyakitnya mematikan terus itu semua ceritanya salah mereka berdua lagi.

Gw yang cerdas ini ngerjain Olo duluan, ngerjainya super jago. Sok-sok bilang ke RS, bilang gak usah kawatir dan lebay takut karena keadaanya udah terkendali. Kan orang makin mikir gw beneran ya, nice :)
Tetapi gw melakukan kebodohan luar biasa yaitu menyebutkan satu nama RS deket rumah saat Olo nanya.
"De, gw otw kesana ya. Ada temen gw kok dia mau nganter gw ke Bekasi. Disini kan tempatnya *ngirim foto maps*"

Gw yang masih santai itu mikir ini anak gak mungkin otw kalo gw larang, gw juga mikir dia akan bilang ke gw kalo dia mau otw. Si anying tiba-tiba udah di Grogol aje, rumahnya di pluit. Gw kalang kabut chat dia bilang gw cuma ngerjain. Olo nelpon dan bilang...

"De, lo bohong?"
"Iya *ketawa"
"Anjing lo gua udah otw" *telpon dimatikan*

Selesai ngerjain Olo, tibalah waktunya bagi si kurang asem yang lagi pacaran itu. Anin.

Rencana cerdik gw berhasil karena Olo udah ngabarin Anin gw sakit.

Manusia itu udah nangkring di mobil, bensinya abis satu liter sambil nunggu gw ngabarin gw masuk RS mana. Setelah tau gw bohong, segala macem bentuk binatang keluar di VN dia. :)

Merasa gw kerjain abis-abisan, dua manusia hebat itu berencana ngerjain gw balik. Sampe sekarang mereka masih nyari mau ngerjain gw apa. Tapi kemaren pas gw ketemu mereka udah nyicil penyerangan balik itu.
Pertama mereka ngerjain gw dengan --> http://cwastari.blogspot.co.id/2017/08/hampir-horror-horrorstory4.html

Karena kurang puas, keesokan harinya penyerangan balik kedua dilakukan.
Gw yang super iseng ini ngerjain gebetanya Anin, emang agak keterlaluan buat pihak si cowonya, tapi kita bertiga ketawa aja dan Anin juga setuju gw ngerjain dia. Tibalah ceritanya si cowo ini marah. Awalnya baik-baik aja tuh sampe akhirnya Anin ngide buat ngerjain gw. Dia kerjasama dengan Olo dan sebut saja Gok. Jago banget emang bikin orang guilty :)

"De, Satpol PP marah tau sama gw, dia biasanya bales gw bla bla bla sekarang bla bla"
Terus si sialan itu sok-sok galau mau nangis kesel gitu. Gw kan merasa bersalah banget ya. Padahal kalo di ulas balik semua tu atas pesetujuan kita bertiga. Olo yang ngasih ide, Anin setuju, gw yang eksekusi. Thae semua emang.
Malem itu gw di bully abis-abisan, sayangnya gw gak nangis karena gak menyangkut kesejahteraan teman gw secara langsung. Ya tapi lo jantungan gak sih, nanti mereka gak deket lagi karena gw lagi. Terus emang pas banget posisinya si Satpol PP gak chat temen gw lagi, momentnya super tepat.

Pake drama segala lagi di Indomaret pas mau beli sikat gigi buat Olo
"Eh gw masuk mobil duluan ya" si anjing ceritanya mau nangis
"GAK GAK! Bareng aja!"
Sialan lo.

Pulanglah kita dan tidurlah gw. Mana pas di kerjain gw lagi gak enak badan banget, jadi sebel gitu. Dan pagi harinya..

"De, tau gak dia chat gw coba tebak siapa?"
"Satpol PP?"
"Iya, dia bilang SELAMAT PAGI CINTA" Tai kucing, makan tu cinta :)

Mengingat malam itu pas gw tanya Anin maafin gw apa gak dia bilang "Maafin kalo Satpol maafin" gw nangis haru lega pas denger Satpol PP chat Anin.

"Gw sebenernya dari semalem biasa aja De. Gak suka di diemin iya tapi gw gak kawatir gak di chat lagi orang gw cuma..... *konten tidak boleh disebar*"

Jadi Anin emang udah bisik-bisik ke Olo dari malem buat ngerjain gw sampe nangis. Tengs :)

Udah sih gitu aja.
Gak jelas emang mereka semua.

Continue Reading

Hampir Horror, Beneran Gak Horror #HorrorStory4

Hampir Horror, Beneran Gak Horror #HorrorStory4

Posted by Dea Astari on Agustus 02, 2017 in

Kemaren malem untuk pertama kalinya gw ngeliat sesuatu bersamaan dengan orang lain, tapi orang itu gak ngeliat apa yang gw liat. Biasanya gw mengalami ini sendirian, atau kalaupun bertepatan dengan kehadiran oranglain, gw gak pernah konfirmasi ke mereka apakah mereka ngeliat apa yang gw liat.

Jangan tanggapin cerita ini serius serius :)

Malam itu, gw dan kedua temen gw, sebut saja Anin dan Olo memutuskan untuk jalan santai tengah malam. Kami bertiga menelusuri komplek perumahan di bilangan Jakarta Selatan. Saat itu jam sudah menunjukkan sekitar pukul 1 dini hari.
Disekitar kami terdapat rumah-rumah yang besar dan beberapa diantaranya disinari dengan lampu yang seadanya. Tidak lupa dilengkapi dengan pepohonan yang menjulang tinggi dan menambah kesan horror yang menyertai kaki kami melangkah.

Awalnya perjalanan kami saat itu masih terasa baik-baik saja. Ketika kami berbelok, kami melihat seekor kucing yang lari luntang lantung menaiki sebuah pohon. Dengan akal usil, kedua temen gw ngagetin kucing itu sampe akhirnya dia lari dan menjauhi kami bertiga.
Beberapa detik setelah kucing tersebut pergi, gw yang lagi gak pake kacamata melihat di ujung jalan ada seekor kucing yang lagi duduk terdiam.

"Eh guys, itu kucing kan ya?" dengan mata buram gw memastikan
"Mana? Gak ada"
"Itu tu itu!"
"Gak ada"

Obrolan singkat tersebut terjadi sambil kami tertawa. Kami semakin mendekati posisi kucing yang dimaksud.
"Mana si De?"
"Itu tuh itu"

Gak ada yang liat, selain gw. Mereka berdua masih ketawa, dan gw masih ngotot sama mereka. Gw pikir, mereka pasti bohong. Orang jelas-jelas ada kucing kok dan posisi kita udah mendekati kucing itu. Kami akhirnya berbelok ke arah kanan dan memang tidak benar-benar melewati kucing yang gw maksud.
Disepanjang jalan gw terus-terusan nanya dan mastiin sama apa yang gw liat, mereka dengan ketawa juga memastikan kalo mereka gak liat apapun. Sesampainya kami ditempat awal kami memulai perjalanan, gw bener-bener makin penasaran dan desek mereka satu-satu. Mereka yang awalnya masih ngejawab sambil ketawa, mulai ngejawab dengan serius bahwa mereka beneran gak ngeliat. Tapi si Anin ketawa mulu dan gw meyakinkan si anjing itu berbohong :)

Gw mikir mereka bohong, mereka pikir gw lagi bohongin mereka.

Gw udah sampe loncat-loncat dan berjuta-juta kali bersumpah kalo gw beneran ngeliat 'MASA LO SEMUA GAK ADA YANG LIAT?!'

Gw menjelaskan posisi kucing itu setengah duduk, matanya menatap kami dari kejauhan dan ketika gw manggil kucing itu dia sama sekali gak bergerak. Matanya berkilau satu kali "coba lu logika deh, mana mungkin mata kucing nyala kalo gak ada lampu yang nyinarin matanya" bener juga gw pikir.

Ya udah, itu kucing gw doang yang liat.
Mari ambil kesimpulan asal. Mereka berbohong, sebenernya itu kucing biasa yang lagi nongkrong tengah malem.

Sudah di konfirmasi, kalau mereka berbohong.

Continue Reading