#YTTA Eps. 1

#YTTA Eps. 1

Posted by Dea Astari on Maret 30, 2024 in

Hai.

Gimana nih kabarnya wahai para pembaca blog aku yang tidak seberapa?

Semoga semua baik-baik ya. Bagi kalian semua yang menjalankan ibadan puasa semoga puasanya lancar dan diterima. Bagi teman-teman kristiani selamat Jumat Agung. 

HEHE SANTUN juga ya saya memulai tulisan ini.

Khusus postingan yang satu ini judulnya adalah YTTA -YANG TAU TAU AJA.

Satu bulan terakhir gue mengalami perubahan besar dalam hidup yang sangat amat teramat besar banget. Jujur dulu kalau membayangkan gue akan mengalami ini tuh kayak duh fix banget gue gak akan bisa gue gak akan mampu. Ternyata bisa banget, mampu banget, dan gue bertahan aja sih. 

Memang perubahan besar yang konteksnya negatif menurut gue harus diimbangi dengan perubahan besar yang konteksnya poisitf. 

Dari awal gue mengalami kondisi itu, otak gue secara otomatis mencari sumber kebahagiaan lain. Gue langsung punya segudang wish list yang mau gue lakukan untuk membuat hari-hari gue semakin membahagiakan. 

Gue sekarang lagi fokus untuk menata ulang kosan gue yang cantik ini. Fokus beli furnitur yang selama ini gue mau. Gue fokus menetapkan kapan gue mau beberes, cuci, setrika, main sama anak-anak kecil imut gue, dan kapan gue mau lakuin hobi gw seperti make up ataupun olahraga gym. Semua gue lakuin untuk gue creating new memories sih sejujurnya.

Satu hal paling dihindari ketika mengalami hal kayak gini adalah jagan sampe gue kehilangan diri gue sendiri. Karena 6 tahun yang lalu gue baik-baik aja tanpa kehadiran dia, gue bisa hidup, gue bisa emjoy my life, kenapa sekarang gak bisa? Sekarang gue bener-bener lagi enjoy banget sama kegiatan baru gue dan gue berharap kedepannya gue semakin andal dalam menciptakan kebahagiaan gue sendiri.

Tentunya kesenangan yang gue hadapi tak lepas dari sosok teman-teman yang selalu ada buat gue. Rasanya gue gak perlu lagi sebut satu-satu, you know who you are. 

Makasih banget karena kalian selalu ada dan hadir di tengah kehidupan gue yang sepi maupun kehidupan gue yang lagi hiruk pikuk ramai. Gue seneng banget ada kalian dan gue berharap kebahagiaan berteman dengan kalian akan selalu gue rasakan.

TETAPI sedalam apapun kalian berharga di hidup gue, seberapa besar pun waktu yang kalian sediakan buat gue, gue beneran menjaga agar gue tidak sepenuhnya menggantungkan kebahagiaan gue ke kalian. Gue rasa gue berhasil karena gue beneran fokus ke diri gue dan kehidupan gue sendiri.

Terima kasih juga buat diri sendiri yang udah berhasil tetap berjalan dan sadar diri. Berpikir panjang x lebar sebelum mengambil keputusan yang berpotensi menyakiti diri sendiri. LUV BANGET.

Sebagai penutup YTTA episode 1, gue mau mengatakan bahwa walau gue bahagia karena ada kehadiran teman-teman yang selama ini selalu ada, tetapi gue juga marah/sedih karena gue kehilangan sosok teman lainnya yang tadinya juga selalu ada buat gue. Masih di fase marah, masih di fase kecewa, mari biarklan saja semua begini adanya. 

Sekian deh YTTA episode 1 ini. 

Sampai bertemu lagi~ 

Continue Reading

Fase Berduka

Fase Berduka

Posted by Dea Astari on Maret 12, 2024 in

 Apakabar diriku? Tidak baik-baik saja. 

Salah satu tantangan terbesar dalam menghadapi putusnya sebuah hubungan adalah memori indah yang telah terjalin selama ini. 

E N A M tahun. Menurut lo aja?

Setiap tempat, setiap aroma, setiap lagu, setiap tekstur, setiap hal mengingatkan gw  pada sosok itu. Bener-bener selalu ada aja yang bikin inget. 

Transportasi umum yang pernah kita naikin bareng, tempat makan kita berdua, jalanan yang kita lewatin, sampe hal kecil kayak warna yang mengingatkan gw sama dia, aroma roti kesukaan dia. SEMUA SOAL DIA. Mati deh, kapan move on-nya?

Memori itu tidak akan pernah hilang, apalagi kayak gw yang punya kemampuan untuk mengingat setiap detail kejadian. Konteks, suasana, cuana, jam, aduh semua hal deh bisa se-detail itu gw inget. 

Duduk diam sendiri maupun pergi keluar, tidak ada yang bisa membuat memori itu berhenti terputar dengan jelas di kepala. 

Kalau yang tadinya nangis setiap inget sesuatu, sekarang udah mulai "hhh sayang yah udah putus". Tadinya perasaan ingin kembali ke masa itu sangat kuat, sekarang udah mulai "indah banget sih, masih inget rasa happy-nya". Pada akhirnya sedikit demi sedikit semuanya terasa semakin membaik. 

Proses ini semakin sulit kalau putusnya baik-baik aja kayak gw. Buat gw kalau putusnnya ada rasa kecewa, benci, atau perasaan negatif lainnya deh, move on tuh jadi lebih gampang! Tinggal kesel, marah, merencanakan balas dendam "liat aja gue bakalan lebih happy tanpa lo, happy dengan orang lain". Tapi kalo putusnya aja masih sambil saling cinta, masih panggil sayang, masih perhatian, gimana mau berpindah hatinya?

Detik ini gw menolak percaya kalau cinta ini akan usai setelah masing-masing atau salah satu di antara kita memiliki orang baru. Gw berharap sebelum kita punya orang baru, kita sudah bisa bersanding sepenuhnya sebagai sahabat. Karena rasa sakit yang ditimbulkan dari melihat orang yang kita cintai sudah bersama orang lain adalah rasa sakit paling najis se dunia. Melihat dia tertawa lepas karena lelucon pacar barunya, tempat baru yang mereka datangi (lebih parah kalo tempatnya adalah tempat nga date lama kita), belom lagi bayangin aduh itu deh pokoknya. Plis Tuhan gw gak mau banget mengalami fase kayak gini lagi. 

Gw bener-bener berharap kita pelan-pelan siap. Kita pelan-pelan mulai bergerak dan berkembang ke arah yang lebih baik. 

12 Maret 2024: Nangisnya masih ada, sedihnya ada banget, tetapi semakin hari semakin siap ditinggalkan sepenuhnya.

Continue Reading

Aku dan Duka

Aku dan Duka

Posted by Dea Astari on Maret 06, 2024 in

Cara gw menghadapi rasa berduka sudah jauh berkembang. 

Kalau dulu patah hati rasanya dunia seperti berakhir sepenuhnya. Menangis di kamar, memandangi fotonya, sengasara karena dia sudah menjadi milik orang lain. Rasanya sakit, hancur. Rasanya "gue gak akan pernah mau jatuh cinta lagi. Gue pasti gak akan lupain dia. Gue gak siap"

Hingga akhirnya cinta yang baru datang, bahagia yang baru mulai tercipta.

Lingkarannya berulang, patah hati lagi, galau lagi, menyerah lagi sama cinta. 

Dan cinta yang baru datang lagi.

Itu gw yang dulu sih. Rasa kecewa dan duka dihadapi dalam skema yang sama terus. Habis putus, stalk setahun tu kayak gak cukup. Ngapain coba bersedih-sedih padahal yang disedihin juga udah bahagia sama yang lain. Ya kan?

Gw yang sekarang tanpa disadari melihat perpisahan sebagai luka perih mendalam yang suatu hari bisa sepenuhnya terobati. Gw menyadari pattern yang baru ini dimulai saat gw kuliah.

April 2018. Saat itu keputusan besar yang menyedihkan datang ke gw. Gw nangis di kereta, di ojek (sampe abang ojeknya concern), di rumah. Tidur sambil nangis, mendengarkan lagu-lagu patah hati. Besok paginya, gw bangun dengan perasaan ikhlas dan siap melepaskan. Bocoran: akhirnya baikan lagi dan baik-baik aja dalam waktu yang lama sih hehe.

Di momen itulah gw baru tau kekuatan gw yang baru: gw mampu melepaskan dalam sekejap mata.

Mungkin itu kebetulan ya, kan baru pertama kali..

Sampai akhirnya terjadi lagi. 

Tahun 2022 bokap sakit parah, didiagnosa kanker usus. Nyokap didiagnosa kanker payudara. Mereka bedua sakit dalam waktu bersamaan. Dalam waktu singkat, bokap meninggal. 

Hari 1 gw tau boakp sakit: Menangis sejadi-jadinya. Menangis paling patah hati yang pernah gw rasakan. Mulai memikirkan kapan Bapak meninggal.

Hari 2: Menangis sejadi-jadinya. Menangisi rasa sakit yang Bapak rasakan. Semakin yakin sebentar lagi Bapak akan meninggal

Hari 3 - Bapak meninggal: Menangis sedikit. Siap sebentar lagi Bapak akan meninggal, bahkan berdoa agar Bapak segera dipanggil. 

"Tuhan berikanlah mukzizatmu, sembuhkanlah Bapak. Atau kalau memang ini adalah jalan Bapak untuk berpulang, segera ambil Bapak, agar Bapak tidak semakin lama merasakan rasa sakit"

Hari Bapak meninggal: Menangis saat Bapak menghembuskan nafas terakhir dan merasa lega. 

Setelah itu, tangisan yang gw ingat adalah ketika Bapak dikuburkan dan ketika sahabat datang memeluk. Selebihnya rasa sedih sudah keluar dalam wujud yang sangat berbeda. 

Gw menyadari cepatnya gw bangkit dari rasa terpuruk adalah berkah yang luar biasa. Gw bisa mencintai dan merindukan orang yang sudah tidak ada di sisi gw dengan cara yang lain. Tidak lagi dengan menangis tanpa henti, tetapi dengan kedamaian hati dan panjatan doa tanpa henti. 

Nah sekarang nih gw sedang menghadapi duka yang baru. Duka atas hubungan yang berjalan sudah 6 tahun dan harus berakhir dengan baik-baik saja. Iya, beneran baik-baik aja. Nangisnya gak bisa dihindari, sedihnya, sakit hatinya luar biasa. Tetapi di hari keempat, hari ini, hari di mana gw menulis tulisan ini, sepenggal dari hati dan pikiran gw sudah siap untuk berpindah. 

Entahlah, mungkin besok prosesnya mundur. Mungkin tahun depan gw terjebak lagi dengan rasa duka ini. Tetapi hari ini gw tahu gw masih punya kemampuan untuk melihat hal-hal baik di tengah rasa duka yang luar biasa. 

I'm so proud of me. 

Dalam tulisan ini gw mau mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang menemani setiap jengkal perjalanan sedih gw. Untuk kalian yang tidak perlu gw sebutkan, terima kasih karena kehadiran kalian betul-betul memberikan gw kekuatan luar biasa, membukakan mata dan hati gw untuk bisa lebih menerima kondisinya. LOVE YOU. 

Continue Reading