Senin, 26 Desember 2016

Ibu.
Tiga kata yang memiliki banyak makna, setidaknya bagi hidupku.
Ia bagai hujan  yang terkadang tidak diharapkan.
Tetapi pada musim kemarau,  begitu di rindukan.

Keras seperti batu, namun lembut bagaikan salju. Begitulah Ibuku.
Argumentasi dan kekesalan menjadi kewajiban.
Namun tidak pernah seharipun kami terdiam, hanya karena permasalahan.
Hanya butuh lima menit untuk akhirnya melebur kebisuan.

Walau rasa kesal selalu menghampiri.
Tetapi rasa sayang tak bisa dipungkiri.
Aku mencintainya, kini dan nanti.

Selamat hari Ibu, untuk Ibuku yang selalu mencintai dengan sepenuh hati.  

Dea Astari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates