Memang Tidak Mudah Hidup Denganku
Memang tidak mudah hidup denganku.
Sebuah tulisan yang tercipta karena refleksi asal-asalan di malam minggu.
Salah satu penilaian tentang saya yang paling membekas itu datang dari Ibu saya: Saya merupakan pribadi yang sulit untuk dihadapi. Pendapat ini sangat membekas dan tidak pernah saya elak, karena memang Dea versi keluarga adalah versi terburuk yang pernah ada. Semua itu bermula dari luka yang terlalu mendalam. Tetapi saya tidak mau membahas luka itu.
Saya menuliskan ini karena ternyata tidak hanya Ibu saya yang berpendapat demikian.
Saya mendengar pernyataan ini dari oranglain tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali dari orang yang sama, khususnya malam ini. Jadi, saya refleksikan sulitnya saya sebagai manusia di blog ini.
Saya sadar betul bahwa saya tidak bisa, saya tidak mau, membuat oranglain harus memahami saya. Keras dan keburukan diri yang saya punya tidak wajib dipahami oranglain, tidak wajib diterima. Jadi, sama seperti hubungan-hubungan lainnya, meninggalkan dan ditinggalkan karena ketidakcocokan itu adalah hal yang biasa di dalam hubungan. Tidak ada orang yang sangat buruk bagi oranglain, adanya orang yang bertemu dengan orang yang salah. Akan selalu ada orang-orang yang sesuai dengan seberapa baik ataupun buruknya orang itu.
Alasan dari setiap pertengkaran dan perselisihan dari sebuah hubungan itu memang dilandaskan dari satu persoalan mutlak: gak cocok aja.
Karena orang se najis apapun di dunia ini selalu menemukan cintanya, menemukan rumahnya. Semua orang berhak dan wajib menemukan cinta yang sesuai dengan dirinya. Jadi, emang gak perlu dipaksa, beberapa hal tidak perlu diubah. Yang perlu diubah adalah bentuk hubungannya.
Kalau dia memang tidak cocok menjadi pasangan, maka ubahlah bentuk hubungannya menjadi seorang sahabat.
Kalau dia ternyata masih tidak cocok menjadi seorang sahabat, maka ubahlah hubungan itu menjadi seorang teman.
Jika menjadi seorang teman pun tidak sesuai, maka ubahlah hubungan itu menjadi sekedar kenalan.
Bahkan jika membayangkan dia sebagai kenalan saja membebani, maka hapus segala bentuk hubungan dengannya.
Karena hidup ini membebaskan, maka pilih dan hiduplah untuk dikelilingi orang-orang yang memang membuat kita merasa ringan dan bahagia. Tinggalkan orang-orang yang membuat kita merasa terbebani, merasa sulit, merasa bingung.
Seperti saya, pergi tinggalkan saya jika buruknya saya terlalu memuakkan, jika kekurangan saya begitu menyesakkan, apalagi menimbulkan rasa lelah.
Karena seperti saya yang berhak bersama orang yang sesuai dengan saya, siapapun berhak memutuskan hubungan dengan saya, mengubahnya menjadi sekedar kenal saja, atau bahkan seolah tidak pernah mengenal saya sama sekali. Tidak apa-apa selama keberadaan saya di dunia ini tidak lagi menimbulkan rasa muak yang menyesakkan.