Senin, 11 September 2017



Kadang, orang terlalu sibuk memikirkan bagaimana cara untuk mengubah orang lain, yang jelas-jelas sulit untuk diubah
Kadang, orang terlalu membenci kebiasaan orang lain dan berharap orang tersebut mengikuti apa yang dia sukai
Kadang, orang terlalu berfokus pada ketidaksukaanya terhadap perilaku orang lain
dan kadang, mereka hanya sibuk mengubah orang tanpa berusaha menerima orang tersebut.

Pertanyaan terbesar setelah bertemu dengan seorang konselor yang berusaha membantu menyelesaikan konflik pribadi adalah
"Lebih sulit mana, mengubah orang lain yang jelas-jelas gak mungkin bisa berubah. Atau mengubah diri sendiri untuk berusaha menerima bahwa itu adalah sifat dan kebiasaan yang dia punya?"

Jawabanya?
Membela diri dengan membawa segala argumentasi yang mudah-mudahan cukup logis, bahwa memang sifat orang lain terlalu buruk untuk dipelihara dan memang sebaiknya di ubah.
Tapi, siapa kita sampai begitu ingin orang lain berubah hanya karena kita tidak menyukainya?

Daripada lelah memelihara rasa kecewa karena orang lain tidak berubah sesuai dengan yang diinginkan, bukankah lebih baik berusaha untuk menerima orang tersebut?

Jawabanya mungkin akan tetap sama, "Tapi itu sikap dan sifat yang buruk!"
Kata siapa? Mungkin hanya katamu.

Dea Astari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates