Sabtu, 02 Desember 2017

Perbedaan budaya adalah hal unik yang perlu kita semua sadari.
Gak usah jauh jauh sampe budaya timur dan barat, tapi sedeket budaya orang Jawa dengan orang Makassar, Manado, Bali, dan lainnya. Kenapa perlu untuk memahami perbedaan budaya? Karena untuk mencegah pertengkaran. 

Gw punya dua orang teman, yang satu 100% jawa dan yang satu Makassar, Manado, dan Toraja. Anin (Jawa), lahir di Jakarta, lama tinggal di Yogyakarta sewaktu kecil, dan bersekolah di SMA Stella Duce Yogyakarta. Kedua orangtuanya tentu memegang teguh budaya Jawa. Sedangkan Olo (Makassar, Manado, dan Toraja), orangtuanya orang Manado dan Toraja, dia lahir dan besar di Makassar. Sedangkan gw, orang Jawa sama seperti Anin. Kita punya latar belakang budaya yang beda. Udah pasti kebiasaan yang diajarkan berbeda dan kepercayaan-kepercayaan yang dipegang juga berbeda.

Dulu nyokap sering banget bilang "orang jawa tu tau tata krama, gak kayak yang lain", lupa sih kata-katanya gimana, intinya beliau membanggakan dan menjunjung tinggi nilai tata krama menurut adat Jawa. Tapi kalo dipikir-pikir, emangnya budaya lain gak menjujung ini? Sepertinya iya tapi dengan cara dan batasan yang berbeda. Mungkin bagi orang Jawa, berbicara dengan orangtua tidak boleh bernada tinggi dan volume suara yang besar. Tidak boleh menatap matanya dst. Tapi bagi budaya lain, malah menatap mata orang yang lebih tua saat berbicara merupakan sebuah kesopanan. Jadi bukannya di budaya lain mereka gak sopan, cuma caranya aja yang beda.

Waktu itu, gw dan Olo seperti biasa nginep di rumah Anin. Di rumah Anin ada tante nya, yang tidur di kamar Anin. Kita bertiga di ruang tengah lagi belajar, terus Olo mau ambil casan laptop Anin yang ada di kamar dia. 
"Nin, casan laptop mana?"
"Di kamar gw, ambil aja"
"OK"

Kemudian Olo masuk kamar Anin, nyalain lampu kamar, dan ambil casanya. 
Tepat saat Olo nyalain lampu, gw sama Anin berhenti ngetik, dan saling tatap-tatapan "GILA BANGET INI ANAK!" dan muka kita bener-bener kaget.
Olo keluar dengan wajah santai, sedangkan muka kita masih tegang. 
"Kenapa?"
"Lo gila? Lo nyalain lampunya?" kata gw
"Iya, kenapa? kan tante nya Anin lagi tidur"
"Ya karena lagi tidur ituuu!"
Kemudian raut wajah Olo berubah dan bingung
"Ya udah sih emang beda budaya aja" 
"Iya beda budaya, bagi gw sama Dea itu gak sopan aja Lo karena kan kita orang Jawa"

Saat itu gw mikir, gila ya ini anak, gw kalo ada tantenya di kamar aja mau ambil casan gw minta Anin sangking gw takutnya ganggu tante Anin.
Tapi dari situ gw semakin sadar bahwa memang ini masalah perbedaan budaya aja. Bagi gw dan Anin yang orang Jawa, apa yang dilakukan Olo sangat gak sopan. Tapi bagi Olo sopan aja, toh tante nya tidur dan gak terganggu.

Contoh lainnya dari perbedaan budaya, saat orang Jawa yang kesel sama orang Batak karena ngomongnya keras banget. Bagi orang Jawa itu gak sopan dan buat apa ngomong kenceng-kenceng kan lawan bicaranya didepan mata? Ya tapi itulah perbedaanya. 
Atau teman-teman tionghoa yang kalau berbicara dengan keluarganya pake 'lo gw', sedangkan di budaya lain itu gak sopan.
Itulah kenapa ada orang yang bilang "kalo mau pergi ke negara lain/ pulau lain, pelajarin peraturanya dan budayanya" karena emang memahami budaya oranglain diperlukan.
Jadi kita tau saat pergi ke tempat dengan budaya tertentu bagaimana mereka memandang 'sikap sopan', perilaku apa yang bagi mereka tidak sopan, dan seterusnya.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah wajar kalau kita mungkin merasa kesal, bingung, dan aneh sama sikap oranglain yang menurut kita tidak seharusnya dilakukan. Tapi kita juga harus memahami bahwa apa yang dilakukan oranglain belum tentu salah dan apa yang kita lakukan belum tentu  sepenuhnya benar hanya karena budaya kita mengajarkan kita untuk berperilaku demikian.

Culture is defined as a set of values, practices, traditions or beliefs a group shares, whether due to age, race or ethnicity, religion or gender.





Dea Astari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates